Punya pasangan yang bekerja sebagai Marketing? Baik itu pacar ataupun suami. Baik itu Marketing untuk perusahaan rokok, makanan, kendaraan bermotor, bank, dan lain-lain. Yup, pasangan saya pun seorang Marketing. Banyak plus minusnya ataupun suka dukanya jika pasangan kita adalah seorang Marketing.
Nah, bagaimana dengan Sales? Sampai saat ini pun kadang saya sendiri masih menganggap bahwa Marketing dan Sales serupa tapi tak sama. Tapi karena sama-sama berhubungan dengan ‘penjualan’, maka kadang banyak yang tetap menganggap sama. Untuk perbedaannya silahkan cari sendiri pada sumber yang terpercaya.. J
Beberapa hal yang biasanya terjadi jika pasangan seorang Marketing/ Sales:
- Waktu yang fleksibel
Maksudnya apa sih? Mereka kan pekerja juga.. terikat waktu kerja. Memang benar, namun Marketing/ Sales memiliki waktu kerja yang cukup fleksibel. Mereka bisa masuk agak siang ke kantor karena memang harus bertemu klien/ customer terlebih dahulu. Dan bisa juga pulang sangat malam, karena ada janji dengan klien di malam hari sepulang kantor. Sabtu-Minggu alias wiken? Jangan salah looh, mereka pun bisa kerja juga, misalnya jaga pameran. Semua itu karena memang diburu oleh target.
*Plus.. Mereka bisa ‘diandalkan’ dan siap jika dibutuhkan pada waktu kerja, dengan catatan tidak ada janji dengan klien. Alias bisa curi-curi waktu kerja, hihi.
*Minus.. Jika sedang dikejar target, wiken pun dipakai untuk kerja. Jadi mengeluh kan … kapan waktu untuk kita? Hihi..
- Networking yang luas
Tidak dipungkiri lagi, wong pekerjaannya Marketing/ Sales. Setiap hari selalu bertemu dengan orang-orang baru. Banyak mendapat kartu nama, mulai dari orang penting sampai orang yang ga penting (baca: mantannya) hehe.
*Plus.. Sangat membantu contohnya waktu gw nikah, hampir sebagian barang untuk serah-serahan itu gratis, hihi. Mau bikin furniture ya dikasih diskon juga.
*Minus.. Mustinya sih gada kekurangannya ya kalo pasangan kita punya networking yang luas, soalnya pasangan gw selalu menekankan kalo rejeki itu datangnya dari lingkungan, silaturahmi jangan putus.
- Pergaulan yang tanpa batas
Ketemu orang baru, ya pasti banyak bergaul dunk ya. Apalagi stereotype-nya Marketing/ Sales yang benar-benar memperhatikan penampilan. Salah satunya (selain tuntutan profesi) juga untuk pergaulan. Kalau mau klien yang kakap, penampilan dan pergaulan pun musti kakap, begitu yang pasangan gw bilang juga.
*Plus.. Siapa yang ga bangga sih punya pasangan yang gaul, yang perlente, yang terkenal? Lama-lama kita juga bisa tertular gaulnya, hihi.
*Minus.. Kadang bisa ngerasa was-was juga dengan pergaulannya. Amit-amitnya terjerumus dengan pergaulan yang tidak benar. Apalagi beberapa oknum Marketing/ Sales itu menghalalkan segala cara untuk mencapai target mereka. Amit-amit!! Belum ditambah rasa was-was pergaulan pasangan dengan SPG yang wuaaduuhhh cuantik dan sexy-nya!!
- Fruitlips
Bibir buah? Hahahha,, ini istilah yang gw pakai untuk orang-orang yang senang memberi janji manis atau melontarkan omongan-omongan untuk maksud tertentu. Misalnya memberi pujian untuk suatu maksud tertentu. Yap , hati-hati juga jika pasangan kamu Marketing/ Sales, karena terbiasa ‘menjual’ produk atau jasa jadi umbar-umbar janji bisa jadi suatu kebiasaan loh. Bagus kalau memang diikuti dengan sikap dan tindakan yang rill. Waspada juga sama sifat ngelesnya, hehe.
*Plus.. Siapa sih yang tidak senang diberi janji manis? Siapa sih yang tidak senang dipuji? Pasti hati dan perasaan kita akan senang dan bahagia, tapi hati-hati terbuai, hihi..
*Minus.. Siap-siap sakit hati ya jika janjinya tidak dipenuhi. Itung-itung memilih calon legislatif yang saat berkampanye banyak janji tapi jarang ditepati, hihi.
Yupp, itu sedikit gambaran kalo pasangan kamu seorang tenaga penjual. Selama ini saya coba untuk selalu ambil sisi positifnya meski tak dipungkiri juga kadang timbul rasa was-was atau curiga akan sisi negatif yang bisa saja muncul. Waspada itu perlu, namun sampai saat ini mencoba untuk tidak berlebihan. Intinya Positif Thinking aja, bahwa mereka memang tujuan dasarnya adalah mencari nafkah, toh demi kita juga, hehe.
Halo kak, saya mau tanya apa yg harus kita lakukan & tidak lakukan utk tetap menjaga hubungan dgn pasangan kita awet? Dan apakah rasa cemburu itu wajar apabila pasangan kita terlalu dekat dgn calon kliennya? Dipandang dr topik kakak di atas tentang pasangan kita yg seorang marketing. Terima kasih
BalasHapusSalam hangat :)
Hi apa kabar?
HapusMaaf kalo telat bgt responnya baru sempet baca, hehe
Wah bisa jd topik selanjutnya nih cara menjaga hub awet hehe, tp imho yg paling penting adalah open and honest communication kuncinya.
Klo cemburu? Sangat wajar,saya juga gtu hehe, asal mash dlm tahap wajar sih cemburunya hihi. Kedekatan dg calon klien jika qta liat dr sisi positifnya, mngkin itu cara pasangan agar si calon klien bisa bneran jd klien shg target marketing nya goal. Tp itu td agar menghindari rasa cemburu, saya selalu minta pasangan saya untuk terbuka dan kasi info jika mau bertemu klien. Malah pasangan jd cerita sendiri dia ngobrol apa saja dg c klien.
Smoga hub ny awet2 dan langgeng terus yaaa,, ;)
Calon suamiku juga seorang marketing, kemarin pas acara lamaran dia GK datang karena kerja ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜ harus ekstra sabar dan pengertian bgt ya
BalasHapus